Tentang FOCUS
FOCUS (Fisherfolk Empowerment for Climate Resilience and Sustainability/Pemberdayaan Nelayan untuk Ketahanan Iklim dan Keberlanjutan) adalah program yang lahir dari proses kokreasi antara Norwegian Agency for Development Cooperation (NORAD) dengan Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (berafiliasi dengan Hivos), WALHI, KIARA dan PKSPL-IPB yang bertujuan untuk membangun pengelolaan pesisir terpadu untuk sistem pangan berkelanjutan bagi masyarakat nelayan termasuk perempuan di Jawa Tengah. Kami mengupayakan adanya partisipasi yang lebih kuat dari penduduk pesisir di wilayah sasaran di Jawa Tengah dalam pengambilan keputusan perencanaan sumber daya pesisir, advokasi untuk mempromosikan keseimbangan yang lebih berkelanjutan antara pemanfaatan dan konservasi sumber daya laut, dan kegiatan untuk meningkatkan rantai nilai lokal di tingkat lokal. FOCUS dijalankan dengan format konsorsium yang dipimpin oleh Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (berafiliasi dengan Hivos), beranggotakan WALHI, KIARA dan PKSPL-IPB.
Pengelolaan pesisir terpadu untuk sistem pangan berkelanjutan dapat membantu nelayan Indonesia mencapai tujuan keamanan pangan, perubahan iklim …
Tentang FOCUS
FOCUS (Fisherfolk Empowerment for Climate Resilience and Sustainability) atau Pemberdayaan Nelayan untuk Ketahanan Iklim dan Keberlanjutan adalah program didukung oleh Norwegian Agency for Development Cooperation (NORAD) dan lahir dari ko-kreasi antara Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (yang berafiliasi dengan Hivos), WALHI, KIARA dan PKSPL IPB.
Dari 2023 hingga 2026, FOCUS bertujuan membangun pengelolaan pesisir terpadu dan berkelanjutan, terutama untuk mendukung masyarakat nelayan termasuk perempuan di wilayah pesisir Jawa Tengah. Beberapa kegiatan utama yang dilakukan antara lain: lobi dan advokasi, peningkatan kapasitas, kampanye kolektif, pendekatan kelembagaan, kolaborasi multi-pihak, dan penanganan isu lintas sektor.
Latar Belakang
Ekosistem pesisir dan laut Indonesia sangat penting bagi iklim dunia. Indonesia memiliki 23% hutan mangrove dunia - sekitar 3,5 juta hektar - dengan 92 spesies mangrove sejati yang berpotensi menyimpan 3,1 miliar ton karbon
Namun, selama dekade terakhir, Indonesia telah mengalami banyak dampak perubahan iklim: pendapatan nelayan menurun, kesehatan dan gizi masyarakat memburuk (termasuk anak-anak yang mengalami hambatan pertumbuhan), ketersediaan air semakin langka dan menurun kualitasnya, serta masyarakat makin rentan terhadap bencana seperti banjir dan kekeringan.
Beberapa penyebab utama adalah kerusakan lingkungan, seperti pencemaran plastik dan sampah, degradasi mangrove, pembangunan pesisir tidak ramah lingkungan, serta praktik penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan. Ditambah lagi, perubahan iklim jangka panjang seperti naiknya permukaan laut, pergeseran pola curah hujan dan suhu yang meningkat makin memperparah situasi pesisir Jawa Tengah.
Dilihat dari dampak sosialnya, masyarakat nelayan hidup di pesisir yang padat dan rentan. Meski laut dan pesisir Indonesia kaya sumber daya, angka anak-anak yang mengalami stunting (terhambat pertumbuhan) diwilayah pesisir justru meningkat. Di Indonesia, ada lebih dari 8 juta anak di Indonesia (Kementerian Kesehatan, 2018).
Berlatarbelakang isu-isu tersebut, pemerintah Norwegia meluncurkan program bantuan teknis bilateral, FOCUS, untuk membantu pemerintah Indonesia mewujudkan komunitas nelayan yang berketahanan pangan dan resilien krisis iklim serta bencana.
Kerja FOCUS
FOCUS berupaya mewujudkan sistem pangan yang berkelanjutan melalui pengelolaan pesisir yang terpadu dan lebih baik bagi nelayan di beberapa kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Batang, Kendal, Semarang, Demak, dan Jepara.
Tujuannya adalah mendukung pemerintah dan pemangku kepentingan lokal agar mampu mengelola perikanan dan pesisir secara lebih adaptif, sehingga risiko bencana dan dampak perubahan iklim bisa diminimalisir.
Dengan bekerja sama erat dengan berbagai pihak—pemerintah, masyarakat, lembaga, dan komunitas—FOCUS akan menunjukkan bagaimana strategi seperti lobi dan advokasi, peningkatab kapasitas, kampanye kolektif, dan penguatan kelembagaan untuk menjawab tantangan lintas sektor dan mencapai pembangunan yang berkelanjutan, perlindungan lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Pilar FOCUS
Lobi dan Advokasi: Bersama pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan termasuk pemimpin masyarakat memperjuangkan pengelolaan pesisir berkelanjutan, berketahanan iklim, dan perlindungan ekosistem laut serta memastikan bahwa kebijakan mendukung pembangunan pesisir yang inklusif, berdaya, dan berwawasan lingkungan.
Peningkatan Kapasitas: Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat terutama perempuan dan pemuda melalui pelatihan yang relevan tentang pengelolaan pesisir terpadu, pengurangan risiko bencana, perikanan berkelanjutan, dan adaptasi iklim.
Kampanye Kolektif: Memobilisasi suara masyarakat melalui kampanye yang mengedukasi dan memotivasi dengan berfokus pada solusi iklim lokal, pelestarian lingkungan, dan penghidupan berkelanjutan, serta memperkuat dampaknya di lingkup pemangku kepentingan lainnya.
Pendekatan Kelembagaan: Membangun platform dan struktur gugus tugas Project Management Office yang terlembaga untuk mengkonsolidasi upaya pemangku kepentingan, mendorong tata kelola kolaboratif, dan memastikan koherensi kebijakan demi keberlanjutan pengelolaan pesisir dan lingkungan.
Kolaborasi Multipihak: Membina kemitraan antara lembaga pemerintah, masyarakat, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil untuk mengimplementasikan strategi terpadu dalam konservasi laut, kesiapsiagaan bencana, dan pembangunan ekonomi berkelanjutan di pesisir Jawa Tengah
Isu Lintas Sektor: Menanggulangi berbagai tantangan yang dihadapi oleh masyarakat pesisir dengan pendekatan terpadu yang responsif. Beberapa isu lintas sektor yang menjadi fokus meliputi:
Anti-korupsi: Mempromosikan transparansi dan integritas dalam pengelolaan sumber daya dan proses pengambilan keputusan.
Iklim dan Lingkungan: Menangani kerentanan iklim dengan menerapkan praktik pesisir yang adaptif dan berkelanjutan.
Hak-hak Perempuan dan Kesetaraan Gender: Memastikan partisipasi aktif perempuan, kepemimpinan, dan akses yang adil terhadap sumber daya dan peluang.
Hak Asasi Manusia: Menjunjung tinggi partisipasi, akuntabilitas, dan nondiskriminasi— memastikan semua anggota masyarakat memiliki suara dan wewenang dalam tata kelola pesisir dan lingkungan.
FOCUS (Fisherfolk Empowerment for Climate Resilience and Sustainability/Pemberdayaan Nelayan untuk Ketahanan Iklim dan Keberlanjutan) adalah program yang lahir dari proses kokreasi antara Norwegian Agency for Development Cooperation (NORAD) dengan Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (berafiliasi dengan Hivos), WALHI, KIARA dan PKSPL-IPB yang bertujuan untuk membangun pengelolaan pesisir terpadu untuk sistem pangan berkelanjutan bagi masyarakat nelayan termasuk perempuan di Jawa Tengah ...
Lobi dan Advokasi:
Mendorong kebijakan dan regulasi pengelolaan pesisir berkelanjutan, ketahanan iklim, dan perlindungan ekosistem serta membangun kapasitas pemangku kepentingan
Peningkatan Kapasitas:
Melakukan pelatihan ICM, DRR, perikanan berkelanjutan, dan adaptasi iklim khususnya bagi kepada perempuan dan kelompok pemuda...
18 Office Park, Jl. TB Simatupang No.18 Lt.10A, RT.2/RW.1, Kebagusan, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12520